Puruk Cahu, Pewarta Kalteng News– Pemerintah Kabupaten Murung Raya melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DALDUK KBP3A) mengingatkan generasi muda untuk tidak terjebak dalam pernikahan usia dini. Imbauan tersebut disampaikan langsung oleh Plt. Kepala DALDUK KBP3A Murung Raya, Lynda Kristiane, dalam agenda sosialisasi perlindungan remaja yang digelar di Puruk Cahu.
“Pernikahan dini bukan solusi. Kami mengajak seluruh remaja, baik laki-laki maupun perempuan, untuk fokus pada pendidikan dan masa depan mereka,” ujar Lynda.
Ia menekankan bahwa pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh atau dijadikan sarana coba-coba. Menurutnya, remaja yang memilih melanjutkan pendidikan memiliki peluang lebih besar untuk mencapai cita-cita, sementara pernikahan di usia muda justru berpotensi memicu berbagai persoalan sosial.
“Salah satu dampak nyata dari pernikahan dini adalah putus sekolah. Selain itu, pernikahan di usia muda, khususnya di bawah 17 tahun, rentan menyebabkan kehamilan berisiko dan meningkatkan angka stunting pada bayi,” jelasnya.
Secara biologis, lanjut Lynda, remaja perempuan yang belum cukup usia biasanya belum siap secara fisik dan mental untuk menjalani kehamilan, sehingga berisiko melahirkan anak dalam kondisi kurang gizi atau stunting.
Lynda juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam membimbing anak remaja di tengah derasnya arus informasi global.
“Pengaruh internet dan media sosial sangat besar terhadap perilaku remaja saat ini. Banyak dari mereka yang mengakses konten tidak layak, yang bisa mendorong mereka ke arah keputusan yang salah, termasuk menikah dini,” tuturnya.
Ia berharap para orang tua tidak hanya fokus pada anak usia dini atau balita, tetapi juga meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap anak-anak remaja mereka.
Upaya ini merupakan bagian dari strategi Pemkab Murung Raya dalam menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan bebas stunting demi masa depan daerah yang lebih baik.
(Yul)